SEBUAH poster menggunakan sebutan “Lady Setan Gaga”, dipampangkan oleh para pengunjuk rasa dalam sebuah demo menentang rencana kedatangan penyanyi unik dan eksentrik asal Amerika itu ke Jakarta. Diberitakan pula, seraya menyebut Lady Gaga sebagai “pembawa pesan setan”, seorang tokoh FPI mengancam akan mengerahkan ribuan massanya untuk mencegat pesawat Lady Gaga di bandar udara. Ini rupanya mau meniru apa yang dilakukan komunitas masyarakat Suku Dayak di Palangka Raya Kalimantan Tengah beberapa bulan lalu, tatkala berhasil mencegat dan ‘mengusir’ sejumlah tokoh FPI kembali ke Jakarta, di Bandara Tjilik Riwut. Seperti juga yang dialami dua pimpinan utama DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan Ibas Baskoro Yudhoyono, yang dicegat di bandara Ternate Maluku Utara oleh massa internal partainya sendiri.

Penolakan FPI (Front Pembela Islam) terhadap Lady Gaga, ditemani oleh beberapa organisasi massa Islam yang dikategorikan kelompok radikal, seperti Hizbut Tahrir (HT) dan Forum Umat Islam (FUI). Jadi, meskipun selama ini FPI hanya bisa membuktikan pengerahan massa dalam skala ratusan orang, mungkin sekali ini bersama Hizbut Tahrir dan FUI, pengerahan itu bisa mencapai sekitar 1000 orang. Organisasi-organisasi radikal ini, sebenarnya hanyalah minoritas di kalangan umat Islam Indonesia, yang secara kuantitatif tak bisa dibandingkan dengan misalnya NU dan organisasi-organisasi sayapnya yang punya jutaan anggota. Akan tetapi, karena suara FPI dan kawan-kawan sangat vokal, galak, dan perilakunya sering ekstrim penuh kekerasan, maka banyak juga kalangan di masyarakat yang cemas terhadap kehadiran mereka. Semacam angstpsychose begitu, atau paling tidak, menang gertak. Jangankan masyarakat, polisi saja pun seringkali seperti ‘takut’ menghadapi mereka, dan tentu saja ini ada cerita belakang layarnya. (Lebih jauh tentang FPI, baca: sociopolitica.wordpress.com/2012/01/11/fpi-dengan-laskar-paramiliter-menentukan-otoritas-sendiri-1/)
DALAM kasus konser Lady Gaga ini, FPI dan kawan-kawan kembali berhasil menggertak dan ‘menang’ karenanya. Polisi dibuatnya seakan maju-mundur, dan terkesan takkan mampu menjamin keamanan bilamana konser itu tetap berlangsung. Anggota DPR dari FPD Ruhut Sitompul, sekali ini lebih berani. Dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPR (22/5) dengan para pimpinan FPI, FUI dan HT, Ruhut Sitompul memperingatkan kepada mereka “jangan coba-coba bertindak anarkis…. Ormas pun kalau anarkis dibubarkan”. Ketika salah seorang tokoh ormas Islam itu maju menggertak, “Apa maksud anda berkata begitu”, Ruhut berdiri dan membalas, “Ini rumah saya, saya berhak berkata apa saja, sesuai hak konstitusi saya”. Rapat bubar dan tokoh-tokoh ormas meninggalkan ruangan. Untuk sementara, bila sedang berjalan, Ruhut barangkali harus sering-sering menoleh ke belakang.
Kalau polisi saja bisa dibuat gentar –meski itu disangkal para perwira Polri– apalagi Lady Gaga. Penyanyi yang bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu membatalkan datang ke Indonesia (27/5), karena merasa keamanannya takkan bisa dijamin polisi Indonesia. Kalau sudah begitu, tentu apa boleh buat, walau sejumlah fans Lady Gaga mengatakan tak gentar dan siap menghadapi bila FPI mencoba mewujudkan ancamannya mengacau konser Lady Gaga. “Memangnya, hanya mereka yang pemberani?”, kata seorang calon penonton konser. Justru dari cetusan seperti ini terlihat adanya bahaya jangka panjang, yaitu bilamana ormas-ormas semacam FPI meneruskan menetapkan sendiri otoritasnya sebagai polisi moral –padahal belum tentu ia punya kualitas dan kapasitas untuk itu– suatu saat masyarakat jenuh dan membalas menghakimi balik FPI. Itu kan sudah terjadi beberapa kali? Antara lain di Palangka Raya itu. Artinya, akan terjadi konflik horizontal di masyarakat, karena Polri tak pernah memperlihatkan ketegasan dan mungkin terutama niat, untuk menindaki FPI.
Dalam kaitan maju mundurnya Polri dalam memberi izin dan jaminan keamanan bagi konser Lady Gaga ini, barangkali perlu juga ditelusuri benar atau tidakkah rumor di belakang layar, bahwa di balik urusan perizinan bagi konser-konser akbar, ada faktor penentu berupa uang pelicin yang jumlahnya puluhan juta dan bisa mencapai seratusan juta rupiah.Tak hanya di instansi Polri, tetapi juga di instasi terkait lainnya. Ini bagian dari sifat dan perilaku korup yang sudah begitu kuat rembesannya di sekujur tubuh negara ini.
SOAL setan, sebagai sesama manusia, tentu tak gampang menetapkan Lady Gaga sebagai setan atau pembawa pesan setan. Tapi kalau soal setan, tak perlu lagi ada pembawa pesan setan ke negeri ini. Karena, bukankah semua jenis setan dan bahkan iblis sudah ada di sini? Setan korupsi, setan anarkis, setan kekerasan, setan dagang, setan jual beli perkara dan mafia hukum, setan kolusi, setan percaloan proyek pemerintah, setan politik, setan uang dan anggaran, setan nepotisme, setan oligarki, setan kawin mawin, bahkan iblis yang menyamar dengan wajah malaikat…. Sebut saja, semua ada, lengkap.
SETUJU
FPI BERANI GA MELENYAPKAN KORUPTOR YANG JELAS2 MENYENGSARAKAN JUTAAN RAKYAT INDONESIA
JIHAD MERUPAKAN KATAMU JIKA MELENYAPKAN KORUPTOR SATU DEMI SATU
BERANI GA????!!!!! JANGAN NGURUSIN INI AJA,
DARAH SEORANG MUSLIM HALAL JIKA DIA MEMBUNUH MUSLIM LAIN TANPA SEBAB
KORUPTOR SUDAH BANYAK MEMBUNUH MUSLIM
PENGEN BUKTI??? BANYAK GIZI BURUK MATI KARENA KORUPTOR
BANYAK ORANG MATI SIA2 KARENA KECELAKAAN AKIBAT JALAN BURUK KORUPTOR
DAN MASIH BANYAK LAGI