Perempuan dan Bola, Lelaki Tanpa Menopause

“Bagi lelaki yang tergolong pencinta sejati, khususnya bagi penghayat sejarah, makin antik makin disayang. Bola tak hanya dipandangi, namun sesekali dipangku, diusap dan dibelai”. “Kaum lelaki tidak pernah berhasil meninggalkan masa pubertas mereka, mati-matian mereka mempertahankan pubertasnya walau seringkali sudah bagaikan menegakkan benang basah”.

PEREMPUAN di mata lelaki, sering dianalogikan sebagai bola.

Pada usia remaja hingga 20 tahun, perempuan ibarat bola dalam permainan sepakbola, 22 orang saling kejar-kejaran dan sikut menyikut untuk memperebutkannya. Kadang-kadang ada pemain yang kena kartu kuning, dan bila keterlaluan cara rebutannya terpaksa dikenakan kartu merah dan harus keluar gelanggang.

Ketika menanjak menjadi perempuan muda usia 20 hingga 30 tahun, ia diperebutkan bagai bola dalam permainan basket. Sepuluh lelaki memperebutkan agar bisa memasukkannya (ke) keranjang. Kalau satu menggiringnya (ke) keranjang, empat lelaki satu tim mungkin membantu, sementara lima lelaki yang lain mati-matian mencegahnya.

Pada usia 30-35 tahun seorang perempuan masih juga diperebutkan oleh setidaknya empat orang bagai bola dalam permainan volli pantai. Ditepuk ke sana ke mari dengan keras bila permainan meningkat panas. Setelah itu, hingga usia 40 tahun bagai bola pingpong, di-smash bolak-balik oleh dua orang pemain saja.

Saat berada dalam usia 40-50 tahun, seorang perempuan cenderung menjadi bola dalam permainan squash, sesekali dengan dua pemain melawan tembok, lebih banyak oleh pemain tunggal. Dan setelah berusia lebih dari 50 tahun, bagaikan bola golf. Dipukul sekeras-kerasnya agar terbang sejauh-jauhnya. Tapi anehnya masih selalu disusuli ke tempat ia jatuh untuk diterbangkan lagi sejauh-jauhnya.

Bagaimana setelah usia 60 tahun? Banyak bola yang disimpan sekedar sebagai benda kenangan. Dipajang di lemari kaca dan dipandangi saat mengenang permainan-permainan indah di masa lampau. Tapi bagi lelaki yang tergolong pencinta sejati, khususnya bagi penghayat sejarah, makin antik makin disayang. Bola tak hanya dipandangi, namun sesekali dipangku, diusap dan dibelai.

DAN sebaliknya apakah sebenarnya seorang lelaki itu? Lelaki bagaikan huruf Q, yang jika tidak terselamatkan oleh adanya secuil ekor hanyalah sebuah angka nol besar. Mengapa dewasa ini makin banyak perempuan yang memilih untuk tidak menikah? Tak lain karena mereka lebih menghargai daging dalam lemari es daripada sapi yang ada di ruang duduk.

Apa persamaan antara udang dan lelaki? Dapat dinikmati semuanya kecuali kepalanya. Apa persamaan antara ikan lumba-lumba dan lelaki? Kedua-duanya dikatakan pintar, namun tak seorangpun dapat membuktikannya. Apa persamaan antara microwave dengan lelaki? Kedua-duanya menjadi panas hanya dalam tempo 15 detik.

Mengapa lelaki tidak bisa rupawan sekaligus pintar? Kalau bisa, maka dia adalah seorang perempuan. Mengapa baterai lebih baik dari lelaki? Baterai paling tidak punya satu ujung yang positif. Mengapa diperlukan berjuta sel sperma untuk bisa membuahi satu sel telur? Karena sel sperma yang berasal dari lelaki, enggan menanyakan arah. Lalu mengapa seorang lelaki tidak melalui masa menopause? Karena kaum lelaki tidak pernah berhasil meninggalkan masa pubertas mereka, mati-matian mereka mempertahankan pubertasnya walau seringkali sudah bagaikan menegakkan benang basah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s